mataku tertuju pada sebuah pesan diantara banyak pesan yang belum sempat aku lihat.
ahh..lagi-lagi tentang para pengkhianat. tentang para pemakai topeng busuk dibalik kulit indah yang membungkus keberadaannya..
siapa mereka? kenapa mereka ada? kenapa mereka berkhianat? kenapa mesti
aku yang dikhianati? kenapa bukan aku saja yang berkhianat? dan kenapa
harus aku yang sakit sendirian?
dasar manusia..selalu mencari pembenaran atas apa yang dia yakini.
yang berkhianat beralibi ; apa aku tidak boleh mencari yang lebih baik lagi?
sedang yang dikhianati akan sibuk menjalani hari dengan terus mengutuk sang pengkhianat.begitu seterusnya..menarik bukan?
di lain kesempatan, kamu pun mencoba berandai-andai untuk dapat hidup
bersama seseorang atas dasar kejujuran serta menjadi diri sendiri satu
sama lain. ah naif sekali kawan..! kita hidup diatas panggung sandiwara
yang megah, dimana skrip Tuhan memang mengharuskan kita berdampingan
dengan para pengkhianat.
lalu aku harus bagaimana? apa aku harus
juga menjadi seorang pengkhianat? terserah..! kamu bebas memerankan
apapun yang kamu suka. sedang aku? aku memilih menjadi kuat. aku memilih
menyalakan cahaya daripada sibuk mengutuk kegelapan. kamu paham?
mungkin tidak. yaah.. semua hanya tentang pilihan..
bagiku, akhir
sebuah cerita yang menyedihkan atau membahagiakan sudah cukup membuatku
bosan. aku memilih menulis cerita hidupku sendiri. toh aku selalu
percaya bahwa Tuhan akan selalu memisahkan pemenang dengan pecundang.
pun sama halnya dengan pahlawan maupun pengkhianat.
jadi jelas, menurutku diakhir sebuah cerita nanti, jodoh dari seorang pengkhianat ya pengkhianat lainnya.
well masih mau menangisi kepergian seorang pengkhianat?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar